"Mereka cepat proses transformasi ke sistem elektroniknya, mereka ada sistem SmartTAG sudah 5 tahun lalu mereka sukses, mereka lebih disiplin. Dengan sistem ini enak langsung lewat, alatnya mencatat otomatis," kata Katua Umum Asosiasi Tol Indonesia Fatchur Rochman kepada detikFinance, Rabu (21/3/2012)
Menurutnya kondisi ini jauh berbeda dengan Indonesia. Para pengguna tol lebih banyak menggunakan cara manual, sementara sistem e-Toll dengan pola sentuh pun masih sangat sedikiti apalagi sistem elekronik.
"Kalau disana pengunaannya sudah merata, bahkan mereka sudah memakai pola non stop, tak usaha menempelkan apa-apa," katanya
Di Malaysia memang ada sistem pembayaran tol secara elektronik yaitu SmartTAG dan Touch 'n Go. Berdasarkan sumber yang dihimpun detikFinance, sistem SmartTAG dikembangkan oleh Teras Teknologi Sdn Bhd dan dipasarkan oleh Rangkaian Segar Sdn Bhd. Sebelum adanya SmartTAG, ada beberapa sistem pembayaran secara elektronik antaralain FasTrak, PLUS TAG dan Saga TAG.
Khusus SmartTAG, mulai diperkenalkan di Malaysia sejak 1999. Kemudian 2003, pemerintah Malaysia telah mewajibkan seluruh operator tol di negaranya memakai sistem elektronik SmartTAG dan Touch 'n Go.
Sementara itu di negara-negara lainnya di Asia sistem pembayaran tol secara elektronik sudah menjadi hal biasa, antara lain:
- TollTrax Toll Collection System di Kharagpur, India
- Metro Electronic Toll Collection Systems di Delhi, India
- Area Licensing Scheme di Singapura
- Electronic Road Pricing di Singapura
- Autotoll di Hong Kong, Tiongkok
- ETC di Jepang
- ETC di Taiwan, Republik Cina
Sebagai catatan di Indonesia sistem e-Toll baru diperkenalkan pada tahun 2007 dengan sistem kartu (card) dengan cara ditempel. Bank Mandiri selaku penyedia layanan ini mengklaim jumlah pemegang e-Toll card di 2009 mencapai 99.454 dan terus bertambah hingga mencapai 634.889 hingga Februari 2012.
Simak Gan Bagaimana Pak Dahlan Iskan Berkomentar e-Toll di indonesia!!
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kecewa, eToll Card atau kartu pembayaran tol otomatis yang diharapkan bisa mengurangi antrean di pintu tol, tak laku di pasaran. Ia menilai BUMN yang menjualnya kurang kreatif.
"Saya juga sangat tidak puas hasil penjualan kartu eToll yang kurang berhasil. Saya sudah tawarkan untuk ikut jualan. Saya tunggu-tunggu begitu lama tidak ada realisasinya," kata Dahlan dalam keterangan tertulis yang diterima detikFinance, Rabu (21/3/2012).
Menurutnya, perusahaan plat merah yang ikut terlibat dalam eToll Card kurang kreatif dalam melakukan promosi. Sehingga, pengguna jalan tol yang punya kartu otomatis itu masih minim.
"Saya sudah bilang perlu cara-cara kreatif untuk jualan kartu itu. Biar kian banyak yang beli kartu eToll," jelasnya.
Seperti diketahui, Dahlan pernah mengkampanyekan penjualan e-Toll card untuk mengurangi kemacetan di jalan tol. E-Toll Card terbitan Bank Mandiri ini pernah dipromosikan besar-besaran oleh Dahlan.
"Jadi biar nggak ada antrean di pintu masuk itu e-Toll card Bank Mandiri harus dipromosikan besar-besaran," kata Dahlan Januari lalu.
Dahlan menjelaskan, hingga akhir Juni 2012 Bank Mandiri menargetkan penjualan 650 ribu kartu e-Toll card, atau sekitar 25% dari seluruh pengguna jalan tol.
Sayangnya, kartu ini kurang laku di pasaran sehingga antrean di pintu tol tetap mengular setiap hati. Dahlan pun sempat kesal dan mengamuk di pintu tol Semanggi arah Slipi kemarin.
Ya jelas lah e-Toll di indonesia ga laku, karena kebanyakan pengguna Tol di indonesia itu masyarakat kelas bawah, seperti contoh supir truk, angkot, bus.
SUMBER
Rating: 4.5
Description: Malaysia Sukses Terapkan e-Toll Sejak 5 Tahun Lalu
Rating: 4.5
Reviewer: Unknown
ItemReviewed: Malaysia Sukses Terapkan e-Toll Sejak 5 Tahun Lalu