Dialah Tayyibah Taylor dilahirkan di Trinidad, Karibia. Ketika ia berusia tujuh tahun, ayahnya dipindahkan ke Texaco, Kanada sehingga keluarga pun diboyong kesana. Taylor pun dibesarkan di Toronto dan dididik disana.
Ia sangat analitis terhadap kehidupannya dan tentang apapun. Orang tuanya penganut Kristen sehingga ia dan keluarga rutin ke gereja tiga kali seminggu. Salah satu pertanyaan yang selalu ada dibenaknya yang tidak dapat dibuktikan secara ilmia adalah konsep Trinitas. Taylor selalu mempertanyakandan menyelidiki agama yang berbeda.
Ketika menginjak SMA, Taylor mempelajari beragam agama di dunia sebagai bagian dari mata pelajaran di sekolahnya. Ketika itu ia dan teman-temannya melakukan studi banding ke masjid dan ia sangat terpesona oleh suara Azan.
Taylor tak bergeming. Ketika teman-temannya pulang setelah mengunjungi masjid, ia justru semakin tertarik melihat masjid. Ia bertemu dengan seorang salah satu wanita di dalam masjid dan menanyakan apakah yang Muslim percayai. “Dia berkata, jika kamu ingin menjadi muslim, yang harus kau katakan adalah La ilaha illa Allah, Muhammad Rosulllah. Tak lama kemudian, aku melakukannya. Maka, begitulah ketika saya menjadi muslim,” katanya.
Setelah berlangsung berbulan-bulan, ayah Taylor mengantarkannya ke masjid. Ia berkata kepada ayahnya bahwa ia sedang melakukan penelitian ekstrakulikuler, tetapi ia berhenti. Ia mencoba untuk menjadi muslim dengan caranya, tetapi itu diakuinya tidak berhasil.
Beberapa tahun kemudian, ternyata dua sepupunya menjadi seorang muslim. Taylor mengaku masih dalam penelitian dan eksplorasi diri. “Saya mencoba menemukan tempat di alam semesta, mencoba mendefinisikan siapa saya dan hubungan saya dengan Sang Pencipta. Di titik itu, saya memutuskan tidak ada Tuhan dan tak bertuhan,” katanya
(Sumber)
Rating: 4.5
Rating: 4.5
Description: Subhanallah! Inilah Kisah Sukses Seorang Muallaf Amerika
Rating: 4.5
Reviewer: TrojansDroid
ItemReviewed: Subhanallah! Inilah Kisah Sukses Seorang Muallaf Amerika